Langsung ke konten utama

SURAT LAPORAN DARI RESIDEN BLAMBANGAN KEPADA PENGUASA DI SURABAYA-4 AGUSTUS 1771


Surat Laporan dari Residen Blambangan kepada Penguasa di Surabaya-4 Agustus 1771

Kepada Yang Mulia Penguasa di Surabaya
Dengan keharusan yang mendalam mendapatkan kehormatan menyampaikan pada Yang Mulia, bahwa kedua Bupati pada tanggal. 2 Agustus 1771 yang lalu bersama pengikut mereka telah berangkat dari Ulupampang menuju ke tempat persembunyian pangeran Mas Wilis yang palsu itu, untuk memisahkan penduduk dari pemberontak itu, dan setibanya di tempat, orang-orang Blambangan pengikut para Bupati menyeberang dan memihak pada pemberontak tersebut, sehingga para Bupati ditinggalkan sendirian dengan hanya beberapa orang saja yang berasal dari Surabaya, yaitu Mindoko, Bawaleksana, dan Smediromi, kemudian para pembelot itu mengamuk terhadap para Tumenggung berikut pengikut-pengikutnya yang hanya sedikit itu, pada peristiwa itu pemimpin dari kota yaitu Joyo Laksono, sandera dari Bupati yang kedua, Jaksa Nagara, seorang mantri asal dari Surabaya dari lima pengikut lainnya tetap bertahan terhadap serang yang dilakukan itu, dan Bupati yang pertama yaitu Karta Nagara terluka pada bahunya sebelah kiri oleh suatu tembakan dan kaki sebelah kanan terluka oleh tusukan sebuah tombak, sedangkan mantri Sinedirono oleh sebuah tembakan pada bagian kepalanya terjatuh dan meninggal, disamping itu masih terdapat beberapa orang asal dari Surabaya yang juga terluka; dan mereka ini akan secepatnya dibawa ke kota untuk dirawat di kamar-kamar terbaik yang ada pada rumah sakit, dan pada malam hari ini mereka diberangkatkan dari tempat kejadian menuju ke kota.
                Dan sebagai suatu keharusan yang sangat mendesak, oleh penandatangan pertama dari surat ini, diputuskan untuk pada hari ini juga berangkat ke tempat persembunyian para pemberontak, bersama suatu pasukan dibawah komando orang eropa yang baik, untuk melihat dari dekat apakah penduduk itu masih bersedia atau tidak untuk kembali ke kampung halaman mereka masing-masing, karena bila tidak maka tidak ada pulihan lain selain menyerbu tempat persembunyian mereka dan akan diusahakan untuk menangkap benggolan pemberontak itu; untuk apa dengan rendah hati diminta persetujuan dan bimbingan lebih lanjut. Karena keadaan yang sekarang ini sangat merugikan Kompeni dan menunjukkan bahaya besar bagi kami semua, apabila penyerangan ini tidak berhasil, karena prajurit-prajurit muda kita yang baru tiba disini, kebanyakan dari mereka telah terserang oleh penyakit.
                Dengan segala hormat dapat mentaati segala perintah yang mulia.
Ttd
R.v.d. Bieshuevek, Hk Schophoff
Ulupampang, 4 Agustus 1771
Sumber: banjoewangietempodoeloe
Penulis: Munawir

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Babad Blambangan

BABAD BLAMBANGAN             Babad Blambangan merupakan karya sastra klasik yang berasal dari daerah Blambangan. Daerah Blambangan merupakan negeri yang dikelilingi oleh laut.   Daerah ini di luar batas Gunung Bromo dan Lamajang. Babad merupakan kumpulan dari tulisan-tulisan bahasa kias yang bermuatan cerita-cerita sejarah. Babad Blambangan adalah karya sastra yang berisi data-data sejarah di sekitar Blambangan.             Babad Blambangan bukan merupakan satu karangan utuh namun kumpulan dari beberapa babad yang ditulis pada tahun yang berbeda-beda. Aksara yang dipakai untuk menulis babad adalah aksara Jawa, Bali, Pegon, dan Latin. Babad-babad yang menyusun Babad Blambangan adalah Babad Sembar, Babad Tawang Alun, Babad Mas Sepuh, Babad Bayu, dan Babad Notodiningratan. 1.        Babad Sembar Babad Sembar ditulis dalam bahasa Jawa d...

Logo Banyuwangi

LOGO KOTA BANYUWANGI(1800) Logo kota Banyuwangi pertama bergambar keris yang menancap di air, belum ada referensi arti lambang tersebut. menurut pandangan saya sendiri logo bisa diartikan bahwa memperebutkan kota Banyuwangi dengan Harta dan Nyawa. Dimana kita tahu Perang Bayu menghabiskan dana 8 ton Emas, dan banyak serdadu Belanda yang tewas. Logo kedua melambangkan Pedang dan Air yang diapit 2 singa. belum ada Referensi tentang arti lambang ini. Mungki dengan arti yang sama dengan logo ke-1. Yang tahu cantumkan di comment sc:banjoewangietempoedoeloe

Peta dan Sejarah Kota Blambangan Muncar

PETA KOTA BLAMBANGAN TAHUN 1726 DI SEKITAR MUNCAR Asal Usul Nama Muncar Muncar, merupakan salah satu Kecamatan yang ada di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Kecamatan ini terletak di bagian timur Kabupaten Banyuwangi, kurang lebih 35 km dari jantung Kota Banyuwangi dan berbatasan dengan Selat Bali. terdapat 10 desa dalam Kecamatan ini dengan luas keseluruhan kurang lebih 8.509,9 ha. Kecamatan Muncar adalah sebuah Kecamatan sebagai Penghasil Ikan Laut terbesar di Kabupaten Banyuwangi dan Provinsi Jawa Timur. Selain itu di Kecamatan ini merupakan sentra penghasil semangka terutama di desa Tembokrejo dan Bangorejo. Namun sejak tahun 2010 kinerja dan hasil penangkapan ikan kawasan ini mengalami penurunan. Mengapa daerah penghasil ikan ini diberi nama Muncar? Apa yang melatarbelakangi terbentuknya nama tersebut? Berikut adalah beberapa pendapat mengenai asal mula terbentuknya nama Muncar. Menurut HR. Suparjo Denowo, penduduk asli Kecamatan Muncar, Dusun Muncar berasal da...