Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2018

Tumenggung Jayanegara Ekspedisi ke Blambangan

Ilustrasi  Tumenggung Jayanegara , Bupati Probolinggo Perjalanan  ekspedisi ke  Blambangan sumber@ Naskah Kuno  BABAD  BALAMBANGAN PURWASASTRAN Tahun 1774 (Koleksi. KBG 63, Perpustakaan Nasional, Jakarta) Sc: Banjoewangie Tempo Doeloe Penulis: Munawir

Tirtaganda-Babad Blambangan

TIRTAGANDA-BABAD BLAMBANGAN             Dalam Babad Blambangan (Tirtaganda) diceritakan, bahwa Blambangan yang beribukota di Pangpang, semenjak Tumenggung Jaksanegara ditangkap dan dibuang ke Sailan oleh Kompeni Belanda, maka terdapat kekosongan dalam pemerintahan. Oleh sebab itu, beberapa penggawa Pangpang dan Senopati Blambangan mengusulkan kepada Kompeni Belanda agar mengangkat Mas Alit, keturunan Wiraguna menjadi Tumenggung. Usulan para pemuka Blambangan tersebut disetujui oleh pihak Kompeni Belanda setelah terlebih dahulu meminta keterangan tentang pribadi Mas Alit kepada Bupati Bangkalan. Bupati Bangkalan mengatakan bahwa pengangkatan Mas Alit menjadi Tumenggung tidak akan mengecewakan pihak Kompeni Belanda. Mas Alit kemudian dijemput dari Bangkalan untuk kembali ke Blambangan. Pengangkatan Mas Alit menjadi Tumenggung di Blambangan (Pangpang) itu dilakukan langsung oleh pembesar Kompeni Belanda yang berkedudukan di Betaw...

KERAJAAN JEMBRANA BALI MASUK WILAYAH BANYUWANGI (1856-1882)

KERAJAAN JEMBRANA BALI MASUK WILAYAH BANYUWANGI (1856-1882)               Periode pertama, ditandai oleh birokrasi pemerintahan kerajaan tradisional yang berlangsung sampai tahun 1855. Telah tercatat pada lembaran dokumen arsip pemerintahan Gubernemen, bahwa kerajaan Jembrana yang otonom diduduki oleh Raja Jembrana V (Sri Padoeka Ratoe) I Goesti Poetoe Ngoerah Djembrana (1839-1855). Saat berlangsung pemerintahannyalah, telah ditanda tangani Piagam Perjanjian Persahabatan Birlatral antara pihak Pemerintah Kerajaan dengan pihak Pemerintah Kolonial Hindia Belanda (Gubernemen) pada tanggal 30 Juni 1849.             Periode kedua, ditandai dengan pelaksanaan birokrasi modern, melalui Tata Pemerintahan Daerah (Regentschap) yang merupakan bagian dari Wilayah Administratif Keresidenan Banyuwangi. Pemerintahan daerah (Regentschap) yang dikepalai oleh seorang Kepala ...

FILE RAHASIA PENYERBUAN PELABUHAN BANYUWANGI-SECRET STRIKA BANJOEWANGI HARBOUR 1945

FILE RAHASIA PENYERBUAN PELABUHAN BANYUWANGI-SECRET STRIKA BANJOEWANGI HARBOUR 1945 1.       1.    Australia adalah bagian dari sekutu 2.       2.  Didapat fakta di Banyuwangi banyak orang Inggris dan Australia yang melarikan diri dari      Singapura... tertangkap Jepang di Banyuwangi dan ditawan di Banyuwangi. Sc: BanjoewangieTempoDoeloe Penulis: Munawir Sumono Abdul Hamid

Babad Blambangan

BABAD BLAMBANGAN             Babad Blambangan merupakan karya sastra klasik yang berasal dari daerah Blambangan. Daerah Blambangan merupakan negeri yang dikelilingi oleh laut.   Daerah ini di luar batas Gunung Bromo dan Lamajang. Babad merupakan kumpulan dari tulisan-tulisan bahasa kias yang bermuatan cerita-cerita sejarah. Babad Blambangan adalah karya sastra yang berisi data-data sejarah di sekitar Blambangan.             Babad Blambangan bukan merupakan satu karangan utuh namun kumpulan dari beberapa babad yang ditulis pada tahun yang berbeda-beda. Aksara yang dipakai untuk menulis babad adalah aksara Jawa, Bali, Pegon, dan Latin. Babad-babad yang menyusun Babad Blambangan adalah Babad Sembar, Babad Tawang Alun, Babad Mas Sepuh, Babad Bayu, dan Babad Notodiningratan. 1.        Babad Sembar Babad Sembar ditulis dalam bahasa Jawa d...

SURAT LAPORAN DARI RESIDEN BLAMBANGAN KEPADA PENGUASA DI SURABAYA-4 AGUSTUS 1771

Surat Laporan dari Residen Blambangan kepada Penguasa di Surabaya-4 Agustus 1771 Kepada Yang Mulia Penguasa di Surabaya Dengan keharusan yang mendalam mendapatkan kehormatan menyampaikan pada Yang Mulia, bahwa kedua Bupati pada tanggal. 2 Agustus 1771 yang lalu bersama pengikut mereka telah berangkat dari Ulupampang menuju ke tempat persembunyian pangeran Mas Wilis yang palsu itu, untuk memisahkan penduduk dari pemberontak itu, dan setibanya di tempat, orang-orang Blambangan pengikut para Bupati menyeberang dan memihak pada pemberontak tersebut, sehingga para Bupati ditinggalkan sendirian dengan hanya beberapa orang saja yang berasal dari Surabaya, yaitu Mindoko, Bawaleksana, dan Smediromi, kemudian para pembelot itu mengamuk terhadap para Tumenggung berikut pengikut-pengikutnya yang hanya sedikit itu, pada peristiwa itu pemimpin dari kota yaitu Joyo Laksono, sandera dari Bupati yang kedua, Jaksa Nagara, seorang mantri asal dari Surabaya dari lima pengikut lainnya tetap berta...